Putra pertama dari empat bersaudara ini, mengaku telah menyukai musik sejak kecil. Sejak usia 3 tahun, ia mulai gemar menyanyi, Kemudian di usia 5 tahun ia mulai mempelajari keyboard.
Tak hanya itu, pada usia 7 tahun Wahid mulai mempelajari bass dan gitar. Di usia 9 tahun Wahid mulai mempelajari cara bermain drum.
Untuk mempelajari alat musik tersebut, setiap kali ia menghadiri konser musik, Wahid selalu berjalan menaiki tangga belakang panggung untuk dapat memperhatikan cara pemain drum memainkan alat musik tersebut. Pada jarak sekitar 3 meter, Wahid dengan sisa pengelihatannya masih dapat memperhatikan permainan sang drummer, kemudian ditiru dan dipelajarinya sendiri.
Bahkan ia juga pernah mencoba memainkan sendiri drum di atas panggung pada saat para pemain band yang tampil sedang beristirahat. Ketertarikan Wahid pada dunia musik tentunya sangat luar biasa karena kenyataanya ia telah mampu memainkan 4 jenis alat musik pada usia tak lebih dari 10 tahun.
Keunikan lain dari pemuda asal Gorontalo ini adalah kebiasaanya dalam bermain bass dengan posisi terbalik. Jika seharusnya seseorang menempatkan jemarinya pada kunci bass dengan memegang senar dari bagian bawah fingerboard, maka Wahid menempatkan jemarinya justru dari bagian atas fingerboard. “Sebenarnya saya hanya mencari posisi yang nyaman untuk saya sendiri, tapi kebiasaan ini justru sering kali menarik perhatian orang lain,” ujarnya, ramah.
Wahid pada usianya yang menginjak 14 tahun mulai pindah ke Jakarta. Ia tinggal bersama keluarga angkatnya yaitu Bupati Boelemo di kawasan Kalibata, tetapi ia sendiri lebih senang tinggal mandiri di asrama SLB Lebak Bulus. Prestasi Wahid yang luar biasa membuatnya nyaris direkrut oleh musisi papan atas seperti Roma Irama, Rama Aipama, dan band The Mercy’s yang digawangi oleh Charles Hutagalung. Namun karena usianya masih terlalu muda, keluarganya merasa khawatir jika Wahid terjun ke dunia keartisan, maka tawaran tersebut pun terpaksa diabaikan.
Wahid juga tergabung dalam dua band yaitu The Spirit dan Prodigies. Sejak bulan Juli 2011 hingga kini, Wahid menjadi staf honorer di Depdiknas pada program anak-anak penyandang disabilitas. Meski demikian, pengalaman bermusik Wahid yang sudah cukup banyak tentu dapat menjadi bekal hidup yang cukup baik. Ia pun menuturkan, jika ada orang yang ingin diajarkan, ia pun masih ingin mengajar musik lagi.
Sekarang perjuangan Wahid dipanggung KDI 2015 masih terus berlanjut, karena kini langkahnya telah memasuki babak 10 besar. Masih dengan rasa tidak percaya, ia mengucapkan beribu rasa terima kasih kepada seluruh pendukungnya. Menurutnya, berkat mereka semua ia dapat mencapai kesuksesan seperti saat ini.
Biodata Wahid KDI 2015 :
- Nama Lahir : Wahid
- Nama Lain : Wahid KDI 2015
- Tanggal Lahir : 6 Mei 1990
- Asal : Gorontalo
- Twitter : @WahidKDI15
0 komentar:
Post a Comment