Iyeth pernah menjadi Penyanyi Wanita Terbaik Versi Anugerah Dangdut
TPI 2003. Iyeth Bustami telah malang melintang di dunia musik dan di
Riau ia sudah terkenal dengan suara khas cengkok melayu yang
dimilikinya. Ia telah banyak tampil dari pangung ke panggung untuk acara
kampanye, dan lain-lain.
Pada tahun 1993,
berbekal keinginan yang kuat dengan bakat yang dimilikinya akhirnya
dengan support keluarga, teman, kerabat, Iyeth pun Hijrah ke Jakarta,
tidak tangung-tangung melalui Rumah perusahaan musik yang sangat
terkenal, yakni JK Record yang banyak mencetak Hits, Iyeth dipercaya
untuk untuk merekam suaranya lewat Album Pop Melayu '40-'60 yang
beraliran dangdut melayu, tentunya memperkenalkan budaya Riau, supaya
bisa diterima baik oleh pecinta musik Indonesia. Album ini belum
melejitkan nama Iyeth, namun dengan semangat dan rasa tidak putus asa,
akhirnya dirilis beberapa album Berikutnya, salah satunya pada tahun
yang sama, lewat tangan dingin maestro dangdut Eddy Lestahulu dengan bantuan aransemen oleh Alik Ababiel, terciptalah album Rumah Cinta yang diproduksi oleh label yang sudah ternama Maheswara Musik.
Iyeth semakin terkenal sejak menyanyikan lagu "Laksmana Raja di Laut" pada tahun 2004, di album Zapin-Dut: Laksmana Raja di Laut. Lagu ini juga melejitkan nama Tia AFI setelah ia membawakannya dalam salah satu konser eliminasi Akademi Fantasi Indosiar II pada tahun yang sama.
Sukses bukan berarti berjalan mulus, Lagu Laksamana Raja Di Laut yang mengangkat namanya justru pernah berurusan di meja hijau. Ternyat lagu ini menimbulkan
kontroversi berkepanjangan antara Iyeth dan musisi Riau yang mengklaim
sebagai pencipta lagu tersebut, Nurham Yahya pada tahun 2005.
Pada cover album, nama pencipta lagu hanya tertulis sebagai "NN" alias
tidak mencantumkan nama Nurham Yahya. Iyeth berdalih bahwa hal itu
dikarenakan lagu tersebut adalah milik masyarakat Melayu. Awalnya Iyeth
dikabarkan meminjam contoh rekaman lagu Laksmana Raja di Laut dari seorang teman seniman yang juga asal Bengkalis.
Namun entah bagaimana caranya, Iyeth kemudian merekam lagu itu dan
akhirnya meledak di pasaran. Perselisihan lagu tsb berujung ke
pengadilan, iyeth bustami menggugat Nurham yahya yang mengaku pencipta
lagu Laksmana Raja Dilaut ,lalu pengadilan memutuskan bahwa lagu
Laksmana Raja Dilaut mirip lagu Nostalgia Aidil Fitri yang diciptakan
oleh Pak Ngah (seniman Malaysia).
Tahun 2014 sampai 2015 ini merupakan tahunnya Iyeth karena di akhir-akhir bulan desember ini Iyeth sering tampil menjadi juri/komentator di ajang Indonesian Idol Junior.
Memang banyak kritikan saat dia menjadi juri Indonesian Idol Junior tersebut karena hampir semua peserta diberinya komentar yang cukup keras padahal masyarakat beranggapan bahwa mereka masih terbilang anak-anak. Namun hal itu tidak menyurutkan mental Iyeth karena dia yakin dengan komentar seperti itu para kontestan cilik tersebut lebih siap menerima tantangan-tantangan saat menjadi penyanyi kelak.
Dengan Iyeth menjadi juri tersebut ternyata ajang yang pertama kali di adakan di Indonesia ini selalu menjadi tranding topic. Oleh karena itu ternyata Iyeth Bustami kembali di pilih sebagai Juri utama di Kontes Dangdut Indonesia 2015.
Ketegasan Iyeth sebagai juri memang harus di acungkan jempol karena Iyeth terlihat tak pandang bulu, jika kontestan dianggap tidak layak maka Iyeth dengan terang mengatakan bahwa peserta tersebut belum pantas menjadi kontestan maupun penyanyi, namun sebaliknya jika peserta memiliki kualitas suara yang baik Iyeth tak canggung memuji dengan luar biasa.
Berikut biodata dan album serta single Iyeth Bustami :
Biodata : |
---|
Nama lahir | Sri Barat |
---|---|
Nama lain | Iyeth Bustami |
Lahir | 24 Agustus 1974 Bengkalis, Riau, Indonesia |
Jenis musik | dangdut, pop melayu |
Pekerjaan | penyanyi |
Instrumen | vokal |
Tahun aktif | 1994–sekarang |
Perusahaan rekaman | JK Records Maheswara Musik MGM Records |
Pasangan | Eka Sapta Nugraha |
Agama | Islam |
- Pop Melayu '40-'60 (1994)
- Rumah Cinta (1994)
- Pop Minang '95 (1995)
- Cinta Hanya Sekali (2000)
- Zapin-Dut: Laksmana Raja di Laut (2003)
- "Mana" (2007)
- "Sudahlah" (2011)
0 komentar:
Post a Comment